Iran Luncurkan Rudal Lebih Berat Ke Israel
0 menit baca
SUARA NEGERI | IRAN — Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menggunakan rudal Sejjil jarak jauh dua tahapnya dalam serangkaian serangan rudal baru-baru ini yang menargetkan Israel, menurut media Iran.
Newsweek telah menghubungi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk memberikan komentar.
Mengapa Ini Penting
Penggunaan roket yang lebih berat menandai eskalasi lebih lanjut dalam konflik tersebut. Iran telah menembakkan rentetan rudal ke Israel, puluhan di antaranya telah menembus sistem pertahanan berlapis Israel, yang menyebabkan kerusakan pada infrastruktur dan korban sipil.
Serangan tersebut, sebagai balasan atas serangan Israel terhadap lembaga militer dan program nuklir Iran, telah membuat Israel dan Amerika Serikat khawatir, dengan Presiden Donald Trump yang mengutarakan kemungkinan tindakan militer langsung terhadap Iran.
Yang Perlu Diketahui
"Gelombang kedua belas Operasi True Promise III dimulai dengan peluncuran rudal Sejjil dua tahap yang sangat berat dan jarak jauh," kata IRGC dalam pernyataan yang dilaporkan oleh Kantor Berita Tasnim yang semi-resmi.
Rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat yang dikembangkan di dalam negeri tersebut dapat membawa muatan sekitar 700 kg hingga jarak 2.000 km, menurut lembaga pemikir Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).
Iran juga mengatakan telah menembakkan rudal hipersonik Fattah-1, yang dapat melaju lebih dari lima kali kecepatan suara dan dapat bermanuver di tengah penerbangan.
Meskipun Iran mengumumkan penggunaan roket yang lebih berat, jumlah peringatan roket di Israel telah turun dari puncaknya pada 15 Juni, menurut data dari Rocketalert.live.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya meluncurkan gelombang baru serangan pada malam hari menggunakan 40 jet tempur terhadap puluhan fasilitas militer Iran di Teheran dan wilayah lain di Iran, termasuk reaktor air berat Arak, "komponen utama dalam produksi plutonium," kata militer, menurut The Times of Israel. Fasilitas nuklir utama Iran, Natanz, juga dilaporkan menjadi sasaran. (*)